NPM : 21214826
Kelas : 1EB30
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan berkembang pesatnya
mode berpakaian pada jaman sekarang, orang-orang terutama anak muda berusaha
tidak ketinggalan jaman dalam hal berpakaian dengan mengikuti mode yang sedang
menjadi tren. Dalam berpakaian sehari-hari seolah mereka tidak ingin
ketinggalan jaman dengan tren yang saat ini sedang "in". Bahkan
mereka seringkali mencoba ingin menjadi tren setter, dengan berpakaian unik dan
kreatif. Hal ini membuat para anak-anak muda berlomba-lomba untuk tidak ketinggalan
jaman dalam hal berpakaian.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa itu distro?
1.2.2
Bagaimana sejarah
perkembangan distro?
1.2.3
Bagaimana karakterisitik
distro?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
dalam tulisan ini adalah :
1.3.1 Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar
bisnis yang bermuatan softskill
1.3.2 Untuk memberikan informasi kepada
mahasiswa mengenai materi tentang distro (pakaian)
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan
dalam tulisan ini adalah :
1.4.1 Agar
mahasiswa mengenal dan memahami tentang distro (pakaian)
1.4.2 Agar menambah wawasan pengetahuan kepada
mahasiswa mengenai distro (pakaian)
1.5 Metode penulisan:
Untuk
mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis
menggunakan metode kepustakaan, yakni:
1.5.1 Penulis
mencari sumber untuk tulisannya melalui situs-situs internet
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI DISTRO
Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh
pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang
dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro
diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan
hasil kerajinan.
Konsep
distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen (Indie) di Bandung
berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat
mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan
dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya
banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga
membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini,
industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk
yang memiliki kualitas ekspor. Pada
tahun 2007 diperkirakan ada
sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung.
2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN DISTRO
Keberadaan distro di kota kembang Bandung berangkat
dari komunitas musik underground dan perlengkapan permainan skateboard.
Distro ‘ Revers ‘ merupakan distro pertama yang berada di jalan
Sukasenang yang menjual berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan
perlengkapan skateboard. Kemudian muncul distro ‘Hoobies’ yang mengkhususkan
diri pada skateboard serta distro ‘Mossy’ yang khusus menjual t-shirt music
kelompok luar negeri. perkembangan selanjutnya adalah pada pertengahan tahun
1990 muncul distro yang pertama menjual produk dari musik lokal, yaitu ‘Anonim’
dan ‘Riotic’ hingga pada puncaknya yaitu pada tahun 1996 sampai dengan
tahun 1998 adalah masa dimana distro yang menjual produk lokal
bermunculan. Pada tahun 1996, berdirilah sebuah clothing company bernama ’347′
Boardrider.co’ kemudian disusul oleh kehadiran ‘Ouval Research’ pada tahun 1997
hingga pada tahun 1998 semakin banyak yang bermunculan yaitu
‘Airplane’, ‘Harder’, ‘No Labels’, ‘Monic’ dan ‘Two Clothes’.
Patut untuk disimak, bahwa meskipun jauh-jauh hari
sebelumnya telah banyak merk pakaian/fashion lokal yang telah bertebaran, tapi
istilah clothing dan distro ini baru dikenal di negeri kita ini sewaktu
dipopulerkan oleh merk-merk di atas.
Kemudian istilah clothing maupun distro semakin
berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter
yang mampu membedakan mereka dengan yang lain.
Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi
desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian
adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu produk
dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per desain). Hal
inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass produk lain.
Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah
kentalnya hubungan antara clothing/distro dengan komunitas lokal sebagai roots
mereka. Selain orang-orang yang berada di belakang tiap clothing tersebut
rata-rata adalah pemuda yang dulunya berkecimpung di scene lokal, kehadiran
mereka pun ikut mensupport kehidupan scene lokal yang sempat mati suri menyusul
tiadanya lagi acara di Saparua misalnya.
2.3 KARAKTERISTIK
DISTRO
Yang
menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya yang mempunyai
ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya, semua ingin
menampilkan identitasnya masing-masing. Yang menjadi hal yang menarik lagi
ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah penataan tempat, barang
maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat menarik. Lahan distro yang
kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa disulap menjadi tempat berbelanja
busana yang sangat nyaman untuk para calon pembeli yang berkunjung dengan
variasi warna yang menarik untuk memberi kenyamanan setiap orang yang datang
untuk membeli atau sekedar mencari tahu tren busana anak muda jaman
sekarang. Sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di jual dengan harga
yang disesuaikan dengan isi dompet remaja. Inilah yang membuat distro semakin
berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di kota-kota besar
Indonesia.
Walaupun dengan segudang citra positif yang termuat
dalam perkembangan Distro di Indonesia tetap saja ada sesuatu kekhawatiran yang
berkembang yaitu para remaja menjadi sedikit konsumerisme dalam berbelanja sebuah
produk yang mereka sukai. Kekhawatiran yang lain adalah remaja yang terlalu
fokus mendandani fisik mereka semata. Namun secara keseluruhan perkembangan
distro di Indonesia tetap memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dunia
fashion, gaya busana hingga membei pembelajaran tentang sebuah kemandirian
mendirikan usaha.
Oleh karena itu jika anda pengen membuat clothing atau
distro, tahap pertama adalah menentukan soul, konsep serta karakter dari
clothing/distro yang hendak anda dirikan. Jangan hanya terbawa trend! Patut di
ingat bahwa clothing/distro ini memiliki ciri tersendiri yang membedakannya
dengan bisnis biasa. Akan selalu ada idealisme D.I.Y (Do It Yourself) di balik
setiap clothing. Modal yang besar serta fasilitas yang melimpah bukanlah jaminan
kesuksesan. Karena publik pun akan bisa menilai mana clothing/distro yang
sesungguhnya dan mana yang hanya terbawa arus tren yang sedang marak, tanpa
memahami idealisme di balik bisnis clothing/distro yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi jika disimpulkan bahwa Distro merupakan outlet atau toko yang
difungsikan sebagai jalur distribusi dari produk-produk Clothing Company dari
suatu komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar