Senin, 29 Desember 2014

DISTRO (PAKAIAN)

Nama : Aulia Pratiwi
NPM  : 21214826
Kelas  : 1EB30




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Seiring dengan berkembang pesatnya mode berpakaian pada jaman sekarang, orang-orang terutama anak muda berusaha tidak ketinggalan jaman dalam hal berpakaian dengan mengikuti mode yang sedang menjadi tren. Dalam berpakaian sehari-hari seolah mereka tidak ingin ketinggalan jaman dengan tren yang saat ini sedang "in". Bahkan mereka seringkali mencoba ingin menjadi tren setter, dengan berpakaian unik dan kreatif. Hal ini membuat para anak-anak muda berlomba-lomba untuk tidak ketinggalan jaman dalam hal berpakaian.

1.2  Rumusan masalah
1.2.1    Apa itu distro?
1.2.2      Bagaimana sejarah perkembangan distro?
1.2.3      Bagaimana karakterisitik distro?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam tulisan ini adalah :
1.3.1 Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan softskill
1.3.2  Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi tentang distro (pakaian)

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam tulisan ini adalah :
1.4.1  Agar mahasiswa mengenal dan memahami tentang distro (pakaian)
1.4.2   Agar menambah wawasan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai distro (pakaian)

1.5  Metode penulisan:
Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni:
1.5.1 Penulis mencari sumber untuk tulisannya melalui situs-situs internet



BAB II
ISI

2.1 DEFINISI DISTRO
            Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan.
Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen (Indie) di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung.

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN DISTRO
            Keberadaan distro di kota kembang Bandung berangkat dari komunitas musik underground dan perlengkapan permainan skateboard. Distro ‘ Revers ‘ merupakan distro pertama  yang berada di jalan Sukasenang yang menjual berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan perlengkapan skateboard. Kemudian muncul distro ‘Hoobies’ yang mengkhususkan diri pada skateboard serta distro ‘Mossy’ yang khusus menjual t-shirt music kelompok luar negeri. perkembangan selanjutnya adalah pada pertengahan tahun 1990 muncul distro yang pertama menjual produk dari musik lokal, yaitu ‘Anonim’ dan ‘Riotic’ hingga pada puncaknya  yaitu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1998  adalah masa dimana distro yang menjual produk lokal bermunculan. Pada tahun 1996, berdirilah sebuah clothing company bernama ’347′ Boardrider.co’ kemudian disusul oleh kehadiran ‘Ouval Research’ pada tahun 1997  hingga pada tahun 1998  semakin banyak yang bermunculan yaitu ‘Airplane’, ‘Harder’, ‘No Labels’, ‘Monic’ dan ‘Two Clothes’.
Patut untuk disimak, bahwa meskipun jauh-jauh hari sebelumnya telah banyak merk pakaian/fashion lokal yang telah bertebaran, tapi istilah clothing dan distro ini baru dikenal di negeri kita ini sewaktu dipopulerkan oleh merk-merk di atas.
Kemudian istilah clothing maupun distro semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain.
Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass produk lain.
Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah kentalnya hubungan antara clothing/distro dengan komunitas lokal sebagai roots mereka. Selain orang-orang yang berada di belakang tiap clothing tersebut rata-rata adalah pemuda yang dulunya berkecimpung di scene lokal, kehadiran mereka pun ikut mensupport kehidupan scene lokal yang sempat mati suri menyusul tiadanya lagi acara di Saparua misalnya.

2.3 KARAKTERISTIK DISTRO
            Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya, semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing. Yang menjadi hal yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat menarik. Lahan distro yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa disulap menjadi tempat berbelanja busana yang sangat nyaman untuk para calon pembeli yang berkunjung dengan variasi warna yang menarik untuk memberi kenyamanan setiap orang yang datang untuk membeli atau sekedar mencari tahu tren busana anak muda jaman sekarang. Sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di jual dengan harga yang disesuaikan dengan isi dompet remaja. Inilah yang membuat distro semakin berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di kota-kota besar Indonesia.
Walaupun dengan segudang citra positif yang termuat dalam perkembangan Distro di Indonesia tetap saja ada sesuatu kekhawatiran yang berkembang yaitu para remaja menjadi sedikit konsumerisme dalam berbelanja sebuah produk yang mereka sukai. Kekhawatiran yang lain adalah remaja yang terlalu fokus mendandani fisik mereka semata. Namun secara keseluruhan perkembangan distro di Indonesia tetap memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dunia fashion, gaya busana hingga membei pembelajaran tentang sebuah kemandirian mendirikan usaha.

Oleh karena itu jika anda pengen membuat clothing atau distro, tahap pertama adalah menentukan soul, konsep serta karakter dari clothing/distro yang hendak anda dirikan. Jangan hanya terbawa trend! Patut di ingat bahwa clothing/distro ini memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan bisnis biasa. Akan selalu ada idealisme D.I.Y (Do It Yourself) di balik setiap clothing. Modal yang besar serta fasilitas yang melimpah bukanlah jaminan kesuksesan. Karena publik pun akan bisa menilai mana clothing/distro yang sesungguhnya dan mana yang hanya terbawa arus tren yang sedang marak, tanpa memahami idealisme di balik bisnis clothing/distro yang sebenarnya.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Jadi jika disimpulkan bahwa Distro merupakan outlet atau toko yang difungsikan sebagai jalur distribusi dari produk-produk Clothing Company dari suatu komunitas.


DAFTAR PUSTAKA










Tidak ada komentar:

Posting Komentar